Sunday 25 March 2018

IMPETIGO BULOSA

Di satu pagi pada bulan Februari, saya menemukan lingkaran merah pada kulit telinga Maiza. Awalnya saya tak risau, karena saya pikir itu hanya bekas gigitan nyamuk atau semut. Namun betapa terkejutnya saya ketika keesokan harinya, lingkaran merah itu berubah menjadi lingkaran menyeramkan-seperti luka kulit bekas sundutan rokok. Saya menanyakan tentang penanganan luka ini pada kerabat saya yang berprofesi sebagai perawat. Dan ia menyarankan untuk memberikan salep Hydrocortison. Saya pun segera melakukan saran tersebut. Namun karena lingkaran itu  tak kunjung menghilang dan malah semakin meluas ke bagian kulit yang lain, saya pun memutuskan untuk membawa Maiza ke Puskesmas. Disana saya mendapatkan dua buah salep yaitu Betametason dan Gentalex. Saya mengoleskan salep tersebut secara rutin pada Maiza setiap sehabis mandi  dan menunggu reaksi obat tersebut hingga dua hari, sayangnya tetap belum ada perbaikan. Sedih sekali melihat Maiza tak nyaman, ia selalu merasa gatal dan seringkali terlihat menggaruk2 luka tersebut. Akhirnya saya meminta suami untuk memeriksakan buah hati kami ke dokter spesialis kulit terdekat, mungkin memang harus ke ahlinya, pikir saya. Saya datang ke klinik Dr. Vitalis, Sp. KK yang lokasinya cukup terjangkau dari rumah kami. Disana dokter melihat dan langsung mengenal lingkaran-lingkaran merah yang saya tunjukkan. Ia hanya berkata "Ini akibat bakteri, jadi saya akan beri salep dan antibiotik". Alhamdulillaah, setelah mengkonsumsi antibiotik dan mengoleskan salep racikan dokter kulit tersebut, lingkaran-lingkaran merah pada kulit Maiza berangsur kering dan lama kelamaan memghilang.

Setelah Maiza pulih, saya baru mengetahui nama penyakit kulit tersebut adalah Impetigo Bulosa
"Impetigo bulosa adalah  infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, berupa lepuh atau bercak luka terbuka yang kemudian menimbulkan kerak berwarna kuning atau cokelat. Penyebab utama impetigo adalah bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes."

Saya ingat sekali saat itu Maiza memang sedang aktifnya merangkak dan senang memasukkan benda apa saja ke dalam mulut. Bisa saja ia terkena bakteri karena lantai atau benda yang ia masukkan ke dalam mulut kurang hygienis. Hal ini menjadi pelajaran bagi saya untuk selalu menjaga kebersihan tempat dan benda yang sering dimainkan anak; selain itu membiasakan cuci tangan atau mengelap tangan dengan tisu basah juga menjadi langkah efektif untuk mencegah terkena penyakit Impetigo Bulosa ini.
Salam sehat-semangat!  

Relaktasi Berhasil

Seperti yang saya tulis pada postingan sebelumnya, Maiza dari usia 4 bulan 2 minggu sudah mengkonsumsi susu formula. Alasan mengapa saya tidak menyusui Maiza bisa dibaca disini. Hingga 8 bulan, Maiza diberikan ASI dan susu formula untuk kebutuhan cairan tubuhnya-selain air putih tentu saja (karena ia sudah MPASI). Saya dan suami paham betul terhadap kebaikan ASI bagi bayi. Oleh karena itu saya berusaha untuk melakukan relaktasi dan suami sangat mendukung upaya saya ini. 
"Relaktasi adalah praktik menyusui kembali bayi bunda secara langsung ke payudara setelah kurun waktu tertentu (dapat beberapa hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan). Tidak menyusui atau menyusui secara parsial (mencampur pemberian ASI dengan susu formula atau makanan/minuman selain ASI) dapat terjadi karena beberapa alasan tertentu, diantaranya, ibu harus dirawat karena sakit, ibu sibuk bekerja, ASI mengering, atau ibu mengalami sakit yang sementara waktu dilarang memberikan pada bayinya, kesulitan untuk menyusui karena mendapat tekanan dari lingkungan, minimnya pengetahuan orangtua tentang ASI, hingga berbagai mitos tidak benar seputar menyusui."
Pada awalnya saya sempat frustasi karena proses ini tidak mudah. Memberhentikan pemberian susu formula disaat produksi ASI saya sedikit ternyata menimbulkan masalah baru. Maiza menangis setiap menyusu, tampaknya ia sangat kesal karena setiap menyusu hanya mendapatkan sedikit, tidak seperti ketika ia diberikan susu formula dari dot-deras. 

Maka solusi bagi saya untuk berhenti memberikan susu formula adalah dengan menaikkan produksi ASI agar Maiza tak lagi menangis ketika menyusu. 
Meski ragu akan keberhasilan relaktasi, saya tak mau menyerah. Segala cara saya jalani untuk meningkatkan produksi ASI. Mengkonsumsi sayuran pelancar asi, pil herbal, susu kedelai, kacang-kacangan, buah-buahan; hingga meningkatkan frekuensi memompa ASI saya lakukan dalam proses relaktasi ini. Setiap memompa saya sedih sekali melihat kuantitas ASI saya yang hanya berkisar 5-10ml per sesi. Namun kuncinya memang tak boleh menyerah. Usaha terus. Selain memompa, saya juga menyusui Maiza secara langsung sesering mungkin. Ini dipercaya dapat menstimulasi tubuh untuk meningkatkan produksi ASI. Dan memang terbukti. Saya menyusui Maiza ketika ia dalam keadaan tidak lapar. Ini adalah siasat saya agar tetap bisa menyusui langsung tanpa membuat Maiza menangis.

Alhamdulillah, setelah kurang lebih 4 bulan menjalani proses relaktasi, kini buah hati saya telah kembali mengkonsumsi ASI sepenuhnya tanpa tambahan susu formula. It's not easy, but doesn't mean impossible. Semua ada tahap dan prosesnya. Memberhentikan pemberian susu formula tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, saya pun melakukannya secara perlahan. Dari hari ke hari saya mengurangi kuantitas susu formula, misalnya dari 150ml per hari jadi 125 ml. Kemudian diturunkan lagi 10 ml, dan menggantinya dengan menyusui langsung hingga anak benar-benar bisa lepas dari susu formula. 

Bagi ibu-ibu lain yang ingin dan sedang melakukan relaktasi, saya kirimkan salam senyum dan semangat. Insya Allah kalian pun bisa berhasil. Yang penting usaha, urusan hasil hanya milik Allah.
Do the best, and let Allah do the rest :)    

Hadiah dan Amanah

 Setelah saya telat datang bulan selama seminggu, saya pun memberanikan diri untuk membeli testpack dan menggunakannya. Masya Allah! Ternyat...